BEBAN ASA
Bisulah kamu..
Buatlah semu......
Segenggam asa
Berbeban massa
Sering terasa
Seakan tersiksa
Paksaan kehendak
Sakit mendadak
Karena bertindak
Yang menyentak
Pikirlah ...
Itulah asa
Butuh perjuangan
Tak sekejap
Harapan yang terlanjur
Hasil telah mengguyur
Membuatmu hancur
Lebur dan lebur
Asa jangkung....
Begitu berat...
Putus asa?
Featured Posts
Wednesday 25 June 2014
Puisi 4
Monday 13 January 2014
Puisi 3
Goresan Sang Pengukir Ilusi
Bulir kristal meluas di hamparan minyak
Sedu ini menggeliat perlahan
Riang berisak menyelip menyusupi celah
Awaknya kadang soyak
Namun, kadang pula semburat
Itu tak lama, sayangku
Kau sabar, jaga nuranimu
Mungkin sesaat kan rincu
Tetapi, sabarlah menunggu
Dia senang ironi
Kau boleh mengagumi
Tetapi, iseng mungkin
Yang penting.....
Sabar menunggu elevasi
Percayalah.....
Kau pasti bisa
Walau kau dibiarkan bicara ketika hening
Aku yakin, kau bisa berprestasi
Bisikan selalu datang, walau hanya ilusi
Karya : Aldi Mulyana Ramdan
Friday 27 September 2013
Puisi
Hai semua ! selamat datang di daerah sastra, kalian bisa membaca, menilai dan mempelajari puisi-puisi karyaku. Aku pun masih belajar, maka inilah hasil karyaku tolong apresiasi yaa..
selamat membaca
Alam Senja
selamat membaca
Alam Senja
Jutaan burung hiasi langit lelah
Gumpalan mega berjajar di atas samudra yang menggulung
Bayu laut meniup kencang awak kapal
Sorak-sorai menjadi tangan kanan kapal ke tepi
Hijau nya pohon menari-nari di atas butiran malang
Hujan dan kemarau tak pernah usai dalam bersaing
Jangan biarkan ambang pintu menutup
Jangan biarkan indahnya alam terkubur
Terik matahari yang mulai redup
Jangan kau anggap indahnya alam berakhir
Samangat samudra yang terus bergelombang
Menambah indahnya panorama senja
Ribuan paru-paru berbondong-bondong menjauhi pantai
Hentakan kakinya mengikis batuan sedikit demi sedikit
Mereka tinggalkan sampah yang tak berarti
Mereka tindih bakau hijau yang jelas berarti
Nyanyian burung memang benar-benar sirna
Dimakan alam yang menghitam
Sisakan sukma untuk esok
Karena senja telah berakhir
Karya : Aldi Mulyana Ramdan
tunggu puisi-puisi berikutnya,, jangan sampai kalian tidak membaca , ok
Hijau nya pohon menari-nari di atas butiran malang
Hujan dan kemarau tak pernah usai dalam bersaing
Jangan biarkan ambang pintu menutup
Jangan biarkan indahnya alam terkubur
Terik matahari yang mulai redup
Jangan kau anggap indahnya alam berakhir
Samangat samudra yang terus bergelombang
Menambah indahnya panorama senja
Ribuan paru-paru berbondong-bondong menjauhi pantai
Hentakan kakinya mengikis batuan sedikit demi sedikit
Mereka tinggalkan sampah yang tak berarti
Mereka tindih bakau hijau yang jelas berarti
Nyanyian burung memang benar-benar sirna
Dimakan alam yang menghitam
Sisakan sukma untuk esok
Karena senja telah berakhir
Karya : Aldi Mulyana Ramdan
tunggu puisi-puisi berikutnya,, jangan sampai kalian tidak membaca , ok
Subscribe to:
Posts (Atom)